Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan status Gunung Semeru dari Level IV (Awas) ke Level III (Siaga) mulai Sabtu (29/11/2025). Pelaksana Tugas Badan Geologi, Lana Satria, menjelaskan bahwa hasil evaluasi menunjukkan aktivitas gunung masih didominasi proses permukaan, tanpa indikasi suplai magma baru dari kedalaman.
Secara visual, letusan Semeru masih terjadi dengan skala kecil hingga menengah, mengeluarkan kolom asap putih hingga kelabu setinggi 300–1.000 meter. Guguran lava tercatat meluncur sejauh 800–1.000 meter ke Besuk Kobokan. Perubahan morfologi puncak menunjukkan sebagian besar tumpukan material erupsi sebelumnya telah tergerus oleh awan panas pada 19 November lalu.
Lana menambahkan, rendahnya aktivitas gempa vulkanik memperkuat kesimpulan bahwa tekanan magmatik di kedalaman tidak meningkat signifikan. Aktivitas saat ini lebih didominasi akumulasi material di permukaan, ketidakstabilan lereng, dan pelepasan gas dangkal.
Meski status turun, ancaman awan panas guguran dan lahar hujan tetap tinggi, terutama karena curah hujan meningkat di sekitar gunung. PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak, dan menjaga jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran lahar. Radius aman dari kawah ditetapkan 5 kilometer.
Keputusan ini diambil berdasarkan analisis dan pemantauan terpadu untuk memastikan keselamatan warga dan meminimalkan risiko akibat aktivitas vulkanik Semeru. Masyarakat diimbau tetap waspada, memantau informasi resmi, dan mengikuti arahan BPBD setempat.





