Nasib tragis menimpa Yasinta Dwi Amira, siswi kelas V SDN Demangan 1 Bangkalan. Bocah berusia 11 tahun ini meninggal dunia setelah tertimpa dahan pohon trembesi saat mengikuti acara jalan sehat di halaman rumah dinas Bupati Bangkalan, Sabtu pagi.
Acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Koperasi tersebut diikuti oleh ratusan warga. Yasinta datang bersama guru dan teman-temannya, berharap bisa menikmati pagi penuh kebersamaan. Namun momen itu berubah menjadi duka mendalam.
Saat menunggu pengundian hadiah, dahan pohon tua tiba-tiba roboh dan menimpa Yasinta serta gurunya, Rani Auliani. Yasinta mengalami luka serius di bagian kepala. Lebih menyedihkan, tidak ada ambulans atau tim medis di lokasi. Ia akhirnya dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil pikap. Sayangnya, nyawanya tidak tertolong. Yasinta dinyatakan meninggal dunia setelah mengalami henti jantung akibat pendarahan hebat.
Kejadian ini memicu sorotan tajam terhadap kelalaian panitia. Kepala Dinas Kesehatan Bangkalan, Nur Hotibah, menyatakan bahwa tidak ada permintaan resmi dari panitia kepada Dinkes terkait penyediaan tenaga medis atau ambulans. Ia menyebut, prosedur pengajuan petugas P3K selalu dilakukan lewat surat atau aplikasi resmi, namun hingga saat ini tidak ada catatan permintaan dari pihak penyelenggara.
Menurutnya, kegiatan berskala besar seperti jalan sehat seharusnya dilengkapi dengan kesiagaan medis. “Biasanya organisasi atau instansi yang menggelar kegiatan ramai mengajukan permintaan ke kami. Dari situ kami teruskan ke PSC atau puskesmas terdekat,” jelasnya.
Di sisi lain, pihak Dinas Koperasi dan UMKM Bangkalan menyatakan bahwa kegiatan tersebut bukan dilaksanakan oleh mereka, melainkan oleh Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Bangkalan. Namun hingga berita ini diturunkan, Ketua Dekopinda, Ishak Sudibyo, belum memberikan keterangan meskipun telah dihubungi beberapa kali oleh awak media.
Tragedi ini menyisakan luka dan pertanyaan besar: bagaimana bisa sebuah acara publik sebesar ini luput dari pengamanan medis dasar? Yasinta seharusnya bisa diselamatkan jika pertolongan cepat tersedia di tempat. Kini, duka menyelimuti keluarga, sekolah, dan masyarakat Bangkalan — sekaligus menjadi peringatan keras bagi semua pihak agar lebih peduli terhadap keselamatan dalam setiap kegiatan publik.