Kepergian Ricky Siahaan meninggalkan luka mendalam di hati keluarga, sahabat, hingga rekan sesama musisi. Gitaris andalan Seringai itu wafat di usia 48 tahun, membuat dunia musik tanah air berduka kehilangan sosok yang begitu berpengaruh.
Pada Sabtu (26/4), suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman Ricky di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat. Di tengah isak tangis dan doa, teman-teman dekat dan rekan musisi mengantar kepergiannya ke peristirahatan terakhir.
Manajer Seringai, Wendi Putranto, membagikan sebuah kisah tentang keinginan terakhir Ricky yang belum sempat terwujud. Dalam tur terakhir Seringai di Jepang, Ricky sempat mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi sebuah taman, Roppongi Park, usai serangkaian pertunjukan. Ia ingin merasakan suasana santai bersama rekan-rekannya, berbeda dari kebiasaan mereka yang sering mampir ke bar selepas tampil.
"Dia bilang, 'Jangan ke bar mulu dong. Pengin juga kita ke taman rame-rame satu band'," kenang Wendi, dengan suara bergetar. Rencana itu pun sudah disepakati, seharusnya mereka pergi ke taman bersama-sama pada hari Minggu setelah konser kedua. Namun, takdir berkata lain.
Hari ini, di bawah langit San Diego Hills yang hening, Ricky akhirnya pergi ke 'taman' itu, ditemani keluarga, sahabat, rekan media, dan para penggemarnya. "Mungkin taman yang dimaksud adalah San Diego Hills ini, taman terakhirnya Ricky," ucap Wendi penuh haru.
Sejak jenazah Ricky tiba di Indonesia pada Kamis (24/4/2025), deretan musisi ternama tak henti mengalir ke rumah duka. Band-band seperti NTRL, GIGI, Pee Wee Gaskins, hingga penyanyi solo seperti Raisa, turut hadir memberikan penghormatan terakhir.
Peti jenazah Ricky yang berwarna putih dihiasi stiker-stiker dari band-band yang mengisi perjalanan hidupnya: Misfits, Stepforward, AMERTA, Fugazi, Anthrax, Madball, Suicidal Tendencies, DERAI, Efek Rumah Kaca, Seringai, dan masih banyak lagi. Sebuah gitar hitam juga terpajang di depan peti, menjadi simbol yang mendalam.
Armand Maulana dari GIGI menceritakan, gitar tersebut adalah yang terakhir kali dimainkan Ricky sebelum kolaps di Tokyo. Ia sempat memainkan melodi, memastikan nada gitar tetap selaras setelah turun dari panggung. Gitar itu kini menjadi saksi bisu detik-detik terakhir seorang musisi yang dicintai banyak orang.
"Selamat jalan, Ricky Seringai," ungkap para sahabatnya. "Karya dan semangatmu akan terus hidup dalam setiap nada yang kami mainkan."