Wabah campak menyebar di Sidoarjo, 246 kasus tercatat, mayoritas balita
Penyakit campak kini juga mulai merebak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes), hingga awal September 2025 tercatat sebanyak 246 kasus campak. Yang mengkhawatirkan, sebagian besar penderita adalah balita, terutama bayi di atas usia sembilan bulan.
Kepala Dinkes Sidoarjo, dr Lakhsmie Herawati Yuwantina, mengungkapkan informasi ini saat menjawab pertanyaan dari Komisi D DPRD Sidoarjo pada Kamis (4/9/2025). Menurutnya, kasus campak tersebar di sejumlah wilayah, dan yang terbaru ditemukan di Kecamatan Buduran.
Meski jumlahnya cukup tinggi, dr Lakhsmie menegaskan bahwa kondisi saat ini masih terkendali dan belum tergolong sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). “Kami terus memantau kondisi di berbagai daerah. Sejauh ini semua masih terkendali,” ujarnya.
Dinkes Sidoarjo saat ini sedang menggiatkan program imunisasi kejar melalui puskesmas, posyandu, dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya. Tujuannya jelas: melindungi anak-anak dari ancaman campak yang dapat menyebar dengan cepat jika tidak ditangani serius.
Balita menjadi kelompok paling rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna. Tanpa imunisasi lengkap, risiko terinfeksi campak semakin tinggi.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori, meminta Dinkes untuk lebih masif dalam menangani persoalan ini. Ia menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya imunisasi.
“Kesadaran masyarakat juga penting. Makanya kami minta Dinkes lebih aktif menyosialisasikan pentingnya imunisasi agar kasus campak tidak terus menyebar,” kata Dhamroni.
Ia juga meminta puskesmas untuk melakukan pemantauan ketat dan segera menangani kasus yang ditemukan. Langkah antisipatif sangat diperlukan agar penularan bisa dicegah sejak dini.
Selain itu, DPRD juga meminta semua fasilitas layanan kesehatan seperti posyandu dan puskesmas untuk aktif dalam melakukan pencegahan. Penyuluhan mengenai pentingnya vaksinasi campak dan rubella sesuai jadwal juga harus terus digencarkan.
“Dengan antisipasi yang baik, kami yakin persoalan ini bisa tertangani. Jangan tunggu ada yang sakit baru bertindak, tapi cegah sebelum virus menyebar,” tegasnya.
Dinkes juga diingatkan untuk memperkuat cakupan imunisasi rutin agar masyarakat, khususnya anak-anak, memiliki perlindungan maksimal dari penyakit menular seperti campak.