Komedian Mongol Stres belum lama ini membagikan kisah pahit yang jarang diketahui publik. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Melaney Ricardo, Mongol mengungkap bahwa ia pernah mengalami kerugian besar setelah meminjamkan uang sebesar Rp53 miliar kepada seorang calon gubernur (cagub). Namun, dana itu tidak pernah kembali, dan orang yang meminjam uang tersebut kini telah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mongol mengaku peristiwa itu membuatnya hancur secara emosional. Ia menangis sendirian di kamar seperti anak kecil, merasa tak berdaya menghadapi kenyataan bahwa uang hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun raib begitu saja.
Meski begitu, Mongol memilih untuk mengikhlaskan. Ia menyebut tidak pernah menuntut kembali uang tersebut, bahkan mengatakan kepada si peminjam, “Hutangmu kuputihkan.” Menurut Mongol, meskipun kehilangan materi dalam jumlah besar, hidupnya tetap aman dan sehat. Ia merasa diberi kedamaian karena tidak menyimpan dendam.
Dalam cerita tersebut, Mongol mengungkap bahwa sang cagub sempat memberikan sertifikat tanah sebagai jaminan. Namun, ketika akhirnya ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan divonis “dimiskinkan”, sertifikat tersebut tak bisa diproses secara hukum karena belum balik nama.
Situasi menjadi semakin menegangkan bagi Mongol saat ia mulai merasa takut ikut terseret dalam pusaran hukum. Ia sempat khawatir akan dituduh terlibat atau mendapat imbas hukum dari transaksi tersebut. Meski begitu, ketakutan itu tidak menjadi kenyataan. Ia berhasil melalui masa sulit itu tanpa masuk rumah sakit ataupun mengalami gangguan mental.
Pengalaman pahit ini tidak menghentikan langkah Mongol. Sebaliknya, ia menjadikannya pelajaran hidup yang kini ia bagikan ke publik. Ia menekankan bahwa keikhlasan dan iman telah membantunya bangkit. Dalam berbagai kesempatan, termasuk di seminar dan panggung motivasi, Mongol menjadikan kisah ini sebagai contoh bagaimana manusia bisa bangkit dari keterpurukan tanpa menyimpan kebencian.
Perjalanan hidup Mongol Stres, atau nama aslinya Mongol Hutauruk, memang penuh warna. Lahir di Manado pada 23 September 1978, ia tumbuh dari keluarga sederhana dan sejak muda terbiasa bekerja keras. Kepindahannya ke Jakarta menjadi titik balik yang membawanya ke dunia hiburan, terutama setelah mengikuti ajang Stand Up Comedy Indonesia (SUCI).
Gaya komedi Mongol yang blak-blakan dan jujur membuatnya cepat dikenal publik. Ia tak hanya tampil di panggung stand up, tapi juga merambah dunia film dan televisi. Film-film seperti Comic 8, berbagai sinetron, hingga talkshow menjadikannya salah satu komedian yang paling dikenali di Indonesia.
Namun, di balik tawa yang ia hadirkan, kehidupan Mongol menyimpan banyak pelajaran hidup yang mendalam. Ia pernah merasakan getirnya kehilangan, namun juga menunjukkan bagaimana seseorang bisa tetap berdiri tegak dengan mengandalkan iman dan ketulusan hati.
Kini, Mongol tetap aktif di dunia hiburan, terus menyebarkan tawa dan pesan positif. Bagi banyak orang, kisah Rp53 miliar yang hilang itu bukan hanya cerita tentang kerugian, tapi tentang bagaimana manusia bisa memilih untuk tidak menyimpan dendam dan tetap melangkah dengan kepala tegak.