Pasangan suami istri, Indra alias Riky dan Dessi Juwita, bersama dua rekannya, Nurul alias Ibenk dan Ajit Abdul Majid, menjadi korban penyekapan kejam bermodus jual beli mobil di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Keempatnya kehilangan kebebasan selama dua hari, sejak Sabtu (11/10/2025) malam hingga Senin (13/10/2025), dan mengalami berbagai bentuk penyiksaan fisik yang brutal.
Kejadian bermula saat para korban bertemu dengan pelaku berinisial Nunung di sebuah angkringan di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk membahas transaksi mobil bekas keluaran 2021. Setelah menyerahkan uang muka senilai Rp 49 juta via transfer, korban tiba-tiba dikepung sejumlah pelaku lainnya. Tanpa sempat bereaksi, mereka dirampas ponsel dan tasnya, kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil oleh para pelaku yang berteriak, "Kooperatif! Kooperatif!"
Di dalam mobil, mata mereka ditutup kain hitam dan dibawa ke sebuah rumah di Pondok Aren. Di sanalah korban mengalami dua hari penuh teror. Sesampainya di lokasi, tiga korban pria dimasukkan ke kamar lantai dua, sementara Dessi dipisahkan dan diperintahkan tetap di luar ruangan. Dari balik pintu, ia mendengar rintihan dan suara cambukan menyayat dari dalam kamar.
Para pelaku menyiksa korban secara bergantian menggunakan berbagai alat seperti selang, kabel, gantungan baju dari kawat, hingga sundutan rokok. Bagian tubuh korban seperti punggung, paha, dan kepala dipukuli hingga lebam dan penuh luka. Salah satu korban, Nurul, menggambarkan kejadian tersebut dengan suara bergetar: "Saya kayak bukan manusia. Ditendang, dipukuli, diperlakukan seperti binatang."
Puncak dari kisah ini terjadi saat Dessi berhasil melarikan diri pada Senin dini hari pukul 04.50 WIB. Ia langsung melapor ke Polda Metro Jaya, yang kemudian bergerak cepat menyelamatkan tiga korban lainnya dan menangkap sembilan tersangka, terdiri dari delapan pria dan satu perempuan. Para pelaku kini tengah diperiksa intensif untuk mengungkap jaringan serta motif di balik kejahatan ini.
Indra, salah satu korban, mengaku tak tahu nasibnya jika polisi datang terlambat. "Kalau tidak ditemukan Resmob Polda Metro Jaya, tidak tahu nasib kami seperti apa," ujarnya.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik karena mengungkap modus baru dalam tindak kejahatan bermotif jual beli kendaraan. Polisi masih mendalami keterlibatan masing-masing pelaku dan latar belakang aksi sadis yang nyaris merenggut nyawa para korban.