Michael Sinaga tampak lelah malam itu. Wajahnya sedikit lesu ketika keluar dari gedung Polda Metro Jaya, Rabu (14/5/2025). Sejak pagi, ia menjalani pemeriksaan intensif sebagai saksi dalam kasus yang telah menyedot perhatian publik: tuduhan ijazah palsu Presiden Joko Widodo.
“Malam ini belum selesai pemeriksaannya, dan akan dilanjutkan Senin, pekan depan,” ujar Michael singkat kepada awak media yang menunggunya di luar. Kalimat itu membuka kembali babak baru dari penyelidikan yang belum menemukan ujungnya.
Michael, seorang podcaster yang dikenal vokal, mengaku kelelahan setelah dicecar sekitar 50 pertanyaan oleh penyidik dari Subdit Keamanan Negara, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. “Karena materi yang mau ditanyakan masih cukup banyak, dan saya merasa sudah sangat kelelahan,” katanya jujur.
Dalam pemeriksaan hari itu, Michael mengungkap bahwa sebagian besar pertanyaan berkisar pada konten podcast dan keterlibatannya dalam diskusi yang menyinggung keabsahan ijazah Presiden RI ke-7. Ia menyebut bahwa laporan yang menyeret namanya berasal dari pihak Istana, tepatnya dari ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pembahasan Roy Suryo — mantan Menpora yang juga pernah tampil sebagai narasumber di kanal YouTube Sentana TV — Michael menjawab diplomatis. “Bisa ditanyakan sendiri ke dalam ya, ke pemeriksa. Karena tadi belum sampai ke situ,” katanya sambil tersenyum kecil.
Penelusuran di kanal YouTube Sentana TV memang menunjukkan bahwa Michael beberapa kali muncul sebagai narasumber, membahas isu-isu sensitif termasuk tudingan ijazah palsu terhadap Presiden Jokowi. Dalam salah satu tayangan, ia bahkan menyebut telah menghadirkan ahli untuk menganalisis dokumen terkait.
Penyelidikan ini sendiri bermula dari laporan resmi yang diajukan oleh Presiden Jokowi ke Polda Metro Jaya pada 30 April 2025. Dalam pernyataannya, Jokowi menyebut bahwa tuduhan ijazah palsu adalah hal sepele, namun perlu disikapi secara hukum agar tidak menjadi bola liar.
"Ini sebetulnya masalah ringan, urusan tuduhan ijazah palsu. Tetapi memang perlu dibawa ke ranah hukum agar semuanya jelas dan gamblang," ujar Presiden.
Kuasa hukumnya, Yakup Hasibuan, menambahkan bahwa setidaknya lima orang telah dilaporkan dalam kasus ini. Mereka diidentifikasi dengan inisial RS, ES, RS, T, dan K, dengan dugaan keterlibatan dalam penyebaran 24 konten video yang dianggap merugikan nama baik Presiden.
Michael Sinaga bukan satu-satunya yang dimintai keterangan. Tokoh-tokoh lain seperti Roy Suryo dan sejumlah aktivis media digital juga tengah dalam radar penyidikan. Meski demikian, belum diketahui sejauh mana keterlibatan masing-masing pihak, dan apakah proses ini akan berujung ke pengadilan.
Di tengah derasnya arus informasi dan opini publik, kasus ini menjadi potret nyata bagaimana dunia digital, kebebasan berpendapat, dan hukum saling bersinggungan. Satu hal yang pasti: cerita ini belum selesai.
Pekan depan, Michael Sinaga akan kembali ke ruang pemeriksaan. Dengan puluhan pertanyaan yang masih menanti dan sorotan publik yang kian tajam, episode berikutnya akan menjadi penentu — bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi narasi besar di balik tuduhan yang mengguncang panggung politik nasional.